PERKEMBANGAN OBAT/VAKSIN DIINDONESIA
Kombinasi pemberian vaksin ini dengan obat-obat anti virus
standard, yang saat ini kita miliki, bisa meningkatkan jumlah dan respons T
sell dari sistim pertahanan tubuh kita, sehingga diharapkan bisa memusnahkan
virus HIV yang bersembunyi dalam sel tubuh kita, dan pada giliirannya akan
meningkatkan daya tahan tubuh dan meningkatkan harapan hidup penderita. 1. VAKSIN UNTUK PENGOBATAN
KANKER KELENJAR PANKREAS
Empat
tahun yang lalu, sebuah vaksin HIV potensial menunjukkan janji untuk
melawan virus yang
menyebabkan AIDS, namun vaksin potensial tersebut kurang menunjukkan
perlindungan yang dibutuhkan untuk membendung penyebaran penyakit.
Sekarang, para peneliti yang dipimpin oleh Duke Medicine dan
termasuk anggota kelompok dari National Institute of Allergy and Infectious
Diseases dari National Institutes of Health, Program Penelitian HIV dari
Militer AS dan Kementerian Kesehatan Thailand – telah mendapatkan wawasan
tambahan dalam pekerjaan vaksin yang membantu menjelaskan mengapa calon vaksin
tersebut memberikan manfaat kepada sepertiga penerima dan membiarkan yang lain
menjadi rentan. Temuan ini, dilaporkan dalam jurnal Immunity edisi 10 Januari
2013 menyediakan pilihan yang baru dari rancangan vaksin untuk memperkuat obat
tersebut.
“Studi ini menunjukkan tipe antibodi yang diinduksi oleh vaksin dan
menyediakan kami informasi yang dapat memandu studi uji vaksin di masa depan,”
peneliti senior Barton Haynes, MD, direktur dari Duke Human Vaccine Institute
dan anggota fakultas di Global Health Duke Institute mengatakan. “Memahami
bagaimana vaksin ini bekerja penting dalam mengembangkan strategi untuk membuat
vaksin ini lebih baik.”
Tim peneliti berfokus pada calon vaksin HIV yang diuji dalam
percobaan RV144 di Thailand. Pada tahun 2009, para peneliti AIDS melaporkan
bahwa vaksin tersebut melindungi 31,2% dari peserta studi terhadap infeksi HIV.
Hasil ini menyediakan tingkat perlindungan yang menggembirakan, namun
kekurangan kemanjuran minimum sebesar 50% yang dibutuhkan untuk memperlambat epidemi,
yang memengaruhi sekitar 34 juta orang di seluruh dunia.
Sejak saat itu, para peneliti telah mempelajari vaksin untuk
petunjuk terhadap keberhasilan dan kegagalan dengan harapan membuat perbaikan.
Haynes dan rekan melaporkan tahun lalu bahwa mereka telah menemukan korelasi
antara tanggapan antibodi kunci terhadap obat dan risiko yang lebih rendah
terhadap infeksi.
“Tapi jika ada korelasi antara risiko, belum tentu ada korelasi
dengan perlindungan,” Haynes mengatakan. “Kami dapat membuktikan bahwa antibodi
ini menyediakan perlindungan.”
Dalam studi saat ini, para peneliti telah memperkuat hubungan
antara antibodi yang diinduksi oleh vaksin dan menemukan karakteristik yang
penting yang diinduksi oleh vaksin. Menganalisis tanggapan kekebalan yang
diproduksi oleh tiga penerima vaksin dalam percobaan awal, para peneliti
mengisolasi empat antibodi kunci yang menargetkan pada situs penting dari virus
HIV – sebuah wilayah yang diketahui sebagai V2.
Tak terasa tahun 2012 telah mendekati akhir, hanya tinggal
kurang sebulan lagi akan terjadi penggantian tahun yang baru menjadi tahun
2013.
Apa yang telah terjadi sepanjang tahun 2012 di dunia penelitian
vaksin ? Apakah telah ditemukan vakin baru untuk mencegah penyakit infeksi ?
Atau telah ditemukan vaksin HIV yag sudah dituggu-tunggu hampair 40 tahun
lamanya ?
Bagaimana dengan perkembangan penelitian phase III vaksin Dengue
yang sedang dilakukan di 5 negara ASEAN, yaitu di Indonesia, Thailand,
Philipine, Malaysia dan Viet Nam ? Apakah para ilmuwan telah berhasil menemukan vaksin malaria juga
?Apakah ada terobosan baru dari vaksin lama ? Misalnya menjadi
hexavalent vaksin ? Atau bahkan vaksin yang berisi tujuh valensi ?
Atau telah ditemukan juga vaksin untuk pengobatan penyakit non infeksi ?
Ya benar, anda tidak salah membaca, yaitu adanya berita
tentang berhasil ditemukannya vaksin untuk mengobati penyakit non infeksi,
bukan seperti selama ini, kita hanya kenal dan tahu vaksin untuk mencegah
penyakit infeksi.
Para ilmuwan pengobatan telah mengubah
paradigma bahwa vaksin hanya untuk mencegah penyakit infeksi menjadi vaksin juga mengobati penyakit non infeksi !
Nah, mendekati ujung tahun 2012, kali ini kita
ingin membahas hasil kerja para ilmuwan dalam bidang vaksin dan temuan mereka
untuk mengobati dan mengatasi PENYAKIT NON INFEKSI .
PENDAHULUAN
Sejarah perkembangan vaksin modern dimulai
sejak Edward Jenner pada tahu 1796, yang berhasil membuat seorang anak berusia 8 tahun
menjadi kebal terhadap penyakit cacar, hanya dengan mmenggoreskan nanah dari
cacar sapi ke lengan anak tersebut.
Sejak dulu vaksin selalu dikaitkan dengan tujuan pemakaian untuk
mencegah penyakit infeksi, namun secara bertahap, penelitian telah beralih ke
sistim pertahan tubuh, untuk membuat vaksin bukan hanya untuk mencegah
penyakit, tetapi juga untuk mengobati penyakit, yang mulai dilakukan dibidang
pengobatan penyakit keganasan kanker (onkologi)
Vaksin pengobatan penyakit yang pertama akan
dipasarkan adalah vaksin Oncophage, yang telah mendapatkan pengakuan di Rusia
pada tahun 2008, yang dipergunakan untuk mengobati penyakit kanker ginjal. Dan
vaksin sipuleucel-T, yang diakui oleh FDA Amerika tahun 2010,
dipekai untuk mengobati penyakit kenker prostat pada pria.
Menyusul dibelakang perkembangan penelitian vaksin untuk
pengobatan adalah vaksin untuk mencegah penyakit infeksi yang telah lama
ditunggu, seperti misalnya vaksin HIV, vaksin HPV untuk mencegah penyakit
kanker serviks pada wanita
. VAKSIN UNTUK PENGOBATAN KANKER
RAHIM / KANKER SERVIKS
Virus Human Papiloma atau HPV diketahui merupan 90% penyebab
kasus kanker serviks/kanker leher rahim .
Kanker serviks merupakan jenis kanker dengan urutan ke 3 dalam
hal jumlah penderita dan juga angka kematian tertinggi, dari semua jenis kanker
yang didiagnosa dibagian ilmu Kebidanan dan Kandungan, sejak tahun 2011 di
Amerika. Data yang hampir sama juga terdapat di Indonesia.
Perkiraan yang sama untuk semua negara yang sedang berkembang di
dunia. Bahkan menduduki urutan nomor 2 untuk negara yang belum memiliki akses
dan kemampuan untuk mendeteksi kanker serviks secara dini. Yaitu 17.8 penderita
per 100.000 wanita, dan angka kematian 9.8 wanita per 100.000 wanita setiap
tahunnya.
PENYEBAB KANKER RAHIM / KANKER SERVIKS
Dari penelitian yang telah dilakukan, ditemukan hubungan yang
jelas atara kejadian kanker serviks dengan kepercayaan atau agama, status
perkawinan dan partner seksual seseorang wanita. Walaupun telah diyakini bahwa,
wanita dengan partner seksual yang banyak dan usia awal pertama kali
hubungan kelamin dilakukan akan meningkatkan resiko terjadinya kanker serviks
pada wanita dengan latar demikian.
Saat ini juga telah diyakini bahwa penyebab utama kanker serviks
ini adalah akibat infeksi dengan virus human papiloma (HPV) seperti yang kita
kutib diawal tulisan ini. Hanya belum jelas, apakah ada juga pengaruh dari
mikro-organisme yang lain yang juga ikut berperan serta dalam
perkembangan dan pertumbuhan kanker serviks ini. Seperti penyakit infeksi
akibat hubungan seksual yang mempunyai penyebab yang lain, misalnya penyakit
sifilis, gonorrhea dan infeksi HIV
Para ahli juga berspekulsi bahwa kebiasaan merokok juga merupakan salah satu faktor resiko terjadinya keganasan di
serviks.
Dan juga jangan dilupakan kontribusi yang diberikan oleh
kebiasaan seksual pria yang berhubungan kelamin dengan banyak wanita atau yang
berhubungan seksual sesama pria bagi mereka yang juga homoseksual.
Menurut data Badan Kesehataan Dunia atau WHO untuk Indonesia :
Ditemukan data jumlah kasus kanker serviks baru sebanyak 13762
per 100.000 wanita, pertahun
Dan jumlah angka kematian akibat kanker serviks sebanyak 7493
kematian per 100.000 wanita, pertahun
Pengobatan Kanker Serviks
Sangat tergantung pada stadium penemuan kanker serviks ini, bila
masih sangat awal dan bersifat lokal saja bisa diatasi dengan tehnik operasi
lokal atau dengan tehnik laser, namun bila telah mencapai stadium lebih lanjut
mungkin harus dipikirkan operasi pengangkatan rahim dan jaringan sekitar yang
dicurigai terlibat dan dikombinasi dengan khemotherapi dan juga penyinaran.
Beberapa tahun terakhir ini telah dikembangkan
dan dipasarkan vaksin untuk mencegahkanker serviks, yang ditujukan kepada virus
HPV type 6, 11, 16 dan 18, namun jikamengobati
kanker serviks pada stadium awal,
yaitu sejak ditemukannya kelainan pra- kanker pada sel jaringan rahim, adalah
tujuan pengobatan vaksin kanker serviks yang baru saja diumumkan penemuannya
pada akhir tahun 2012 ini.
Vaksin baru yang dimaksud adalah :
VGX-3100,
buatan Inovio Pharmaceuticals, yang khusus ditujukan kepada virus HPV type 16
dan 18 yang merupakan 70% penyebab kanker serviks. Ini adalah jenis vaksin DNA yag bisa
membangkitkan reaksi sistim imunologi tubuh untuk membunuh sel kanker yang
dituju dirahim. VAKSIN UNTUK PENGOBATAN PENYAKIT HIV – AIDS
Diseluruh dunia, pada tahun 2011, ada sekitar 34 juta
orang yang hidup dengan terinfeksi virus HIV, meningkat dari 29.4 juta pada
tahun 2001, menurut data UNAIDS.
Dari data 49 negara yang bisa diperoleh, maka prevalensi HIV
infeksi adalah 22 kali lebih tinggi pada mereka yang pemakai obat-obatan dengan
cara suntikan, bila dibandingkan dengan penduduk umumnya.
Dan dari 25 negara yang telah mengalmi penurunan sebanyak 50%
angka penularan virus HIV pada tahun 2001, tercakup didalmnya negara Papua New
Guinea, Thailand, India dan Kamboja.
Indonesia masih tergolong 9 negara tertinggi dengan kasus baru
HIV pada sepuluh tahun terakhir ini, menurut data dari PBB.
Di Indonesia, sekitar 370,000 orang yang telah terinfeksi virus
HIV pada tahun lalu, dengan angka tertinggi pada kelompok dengan resiko
penularan yang tinggi. Dan sekitar 9% untuk PSK dan 36.4% untuk kelompok
pemakai obat-obatan suntik intravena.
Pria yang homoseksual juga memiliki resiko sebesar 8.47%
penularan dibandingkan dengan kelompok penduduk umumnya.
Sejarah Pencarian Vaksin Anti HIV – AIDs
Sejak kasus penyakit HIV-AIDs merebak didunia, dan membuat semua
ahli kedokteran tercengang karena tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk
mengatasi infeksi dan mengobati pasien yang terkena penyakit ini, maka usaha
untuk mencari vaksin penangkalnya telah dimulai, dan masih berlangsung
hingga saat ini.
Namun karena sifat almiah virus HIV ini yang senantiasa berubah
struktur susunan sel dan molekulnya (mutasi genetik), maka hingga detik ini
belum ada satupun vaksin yang bisa dikatakan efektif dan mampu mengatasi dan
mencegah infeksi virus HIV pada manusia.
Memang dari awal hingga saat ini, kita juga telah melihat banyak
kemajuan tentang pengobatan penyakit ini, obat-obatan yang kita pakai, cara
mengatasi infeksi dan memberikan pengobatan suportif bagi penderitanya.
Sehingga dari tahun ke tahun, kita melihat jumlah angka kematian
akibat penyakit ini telah menurun, meskipun angka infeksi untuk beberapa negara
masih cukup tinggi.
Berikut ini data dari Asia Tenggara, yang memperlihatkan
dimana angka kematian telah menurun dari 290.000 orang pada tahun 2005 telah
menurun menjadi 250,000 orang pada tahun 2011.
Pada akhir tahun 2012 telah diumumkan tentang ditemukannya
vaksin untuk pengobatan infeksi HIV-AIDs :
PENNVAX-B,
produksi Inovio Pharmaceuticals
Kombinasi pemberian vaksin ini dengan obat-obat anti virus
standard, yang saat ini kita miliki, bisa meningkatkan jumlah dan respons T
sell dari sistim pertahanan tubuh kita, sehingga diharapkan bisa memusnahkan
virus HIV yang bersembunyi dalam sel tubuh kita, dan pada giliirannya akan
meningkatkan daya tahan tubuh dan meningkatkan harapan hidup penderita. 1. VAKSIN UNTUK PENGOBATAN
KANKER KELENJAR PANKREAS
Kanker kelenjar pankreas dikenal sebagai “silent killer“, karena penyakit ini berlangsung tanpa ada tanda tanda atau
gejalah awal klinik yang bisa dipakai untuk mengetahui keberadaan penyakit ini
didalam tubuh penderitaya.
Dari mulai saat terdiagnosa adanya penyakit ini dalam tubuh,
maka hanya tersisa waktu 3 hingga 6 bulan saja waktu hidup bagi penderitanya,
salah satu korban yang terkenal penyakit kanker pankreas ini adalah Steve Jobs,
pendiri Apple Company .
Latar Belakang
Penyakit Kanker Pankreas :
Diseluruh dunia, lebih
dari 200.000 orang meninggal setiap tahun karena penyakit kanker pankreas.
Angka kematian tertinggi karena penyakit ini ditemukan dinegara berkembang.
Di Amerika, kanker
pankreas adalah penyebab nomor 4 penyebab kematian akibat penyakit kanker
(setelah kanker paru, kanker prostat dan kanker kolon), dan di Eropa, adalah
nomor ke 6 penyebab kematian karena penyakit kanker.Karena tingkat keganasan
penyait ini, maka angka jumlah penyakitnya hampir sama tinggi dengan angka
kematiannya.
Karena keganasan di
pankreas ini berlangsung tanpa gejalah, juga karena belum tersedianya
cara pengujian pemeriksaan yang memadai, oleh karena itu, penyakit kanker
pankreas biasanya baru terdiagnosa sudah pada stadium akhir.
Perkembangan
pengobatan penyakit ini juga tidak banyak berkembang sejak beberapa dekade terakhir
ini dan hampir tidak mempunyai efek apapun untuk bisa memperpanjang masa
harapan hidup (survival time) penderita penyakit ini.
Sehingga tindakan
pencegahan adalah sangat penting untuk menurunkan angka kematian karena
penyakit kanker pankreas.
Dari data
internasional tentang jumlah dan kecenderungan penyakit ini, maka faktor
lingkungan mempunyai peranan yang sangat penting.
Faktor resiko
atau faktor penyebab penyakit kanker pankreas :
Sampai saat ini belum
diketahui dengan jelas apa yang menjadi faktor resiko atau faktor penyebab
terjadinya keganasan kelenjar pankreas ini, namun ada beberapa dugaan yang
diperkirakan mempunyai hubungan langsung ataupun tidak lengsung dengan penyakit
ini, adalah :
§
Kebiasaan merokok, 25 – 30 % (
http://jjco.oxfordjournals.org/content/34/5/238.full.pdf+html)
§
Obesitas
§
Penyakit diabetes
§
Penyakit pankreatitis yang menahun (karena alkohol atau non
alkohol)
§
Faktor genetik keluarga
§
Faktor gender, dimana pria juga lebih banyak daripada wanita
§
Intoleransi glukosa dan hiper-insulinemia
§
Kurangnya aktifitas fisik
§
Penggunaan obat-obatan aspirin
§
Paparan racun pestisida
§
Intake bahan makanan karbohidrat atau gula yang berlebihan
Pada tahun 2012
diumumkan bahwa telah berhasil ditemukan 2 jenis vaksin yang akan
berperanan dalam pengobatan penyakit kanker pankreas ini, yaitu :
1.
GVAX Pancreas
Diproduksi oleh BioSante Pharmaceuticals, dan
Diproduksi oleh BioSante Pharmaceuticals, dan
2.
HyperAcute Pancreas, oleh NewLink
Genetics
Kedua jenis vaksin
ini, dengan cara bekerja yang berbeda satu dengan yang lain, namun bertujuan
menghambat pertumbuhan sel kanker pankreas dan membunuh sel kanker pankreas.
2.
VAKSIN UNTUK PENGOBATAN KANKER OTAK
Tumor otak adalah pertumbuhan
sel didalam tengkorak atau diotak yang abnormal.
Dibagi menjadi
jenis :
- Tumor otak yang primer, artinya tumor ini tumbuh dari otak itu
sendiri, mereka bisa berasal dari otak, dari pembuluh darah dalam otak, atau
sel saraf otak atau selaput yang menyelubungi otak.
§
Bila mereka termasuk yang jenis jinak (non cancerous), maka pertumbuhannya biasanya lembat, dan bisa
menyebabkan kerusakan akibat menekan jaringan otak lain disekitarnya. Namun
jenis yang jinak ini tidak menyebar kejaringan disekitarnya. Lebih mudah
mengatasinya.
§
Sedangkan kalau termasuk tumor otak yang jenis ganas (cancerous), maka pertumbuhan
mereka sangat cepat dan menyebar ke jaringan sekitarnya termasuk otak.
- Tumor otak yang sekunder atau tumor otak
metastatik, yang sel tumornya
berasal dari sumber kanker di organ tubuh yang lain, msalnya dari kanker paru
paru, kanker payu dara, atau kanker dari kolon (usus besar), yang kemudian
menyebar hingga jaringan otak.
Baik tumor otak yang
primer atau pun yang jenis sekunder, bisa menyebabkan gangguan serius dan
bahkan kematian jika pertumbuhan tumor ini tidak diobati. Kurang lebih 70% tumor
otak ini termasuk jenis yang ganas ini, dan type glioblastoma otak ini yang
paling ganas (klasifikasi grade 4 menurut kriteria WHO). Ada tendensi bahwa
tumor jenis ini lebih banyak ditemukan di negara industri, dan juga ada laporan
bahwa lebih banyak diderita oleh kaum kulit putih dibandingkan dengan kaum Asia
atau orang yang berkulit hitam. Menurut data, hanya kurang dari 3% saja
penderita tumor otak jenis ini yang masih bertahan hidup setelah terdiagnosa
sejak lima tahun yang lalu. PENYEBAB
TUMOR OTAK Ada beberapa penyakit
yang diturunkan yang diketahui bisa meningkatkan potensi terjadinya pertumbuhan
tumor pada otak dan beberapa jenis organ tubuh lainnya, misalnya penyakit
Von Hippel-Lindau Syndrome, anak anak dan sepupu mereka dengan kondisi ini bisa
ditemukan adanya tumor di otak dan bagian atau organ tubuh yang lain, misalnya
tumor ganas ginjal. Meskipun secara umum
orang belum mengetahui dengan pasti apa penyebab terjadinya tumor otak ini,
apakah karena cidera otak, infeksi virus, atau yang diduga karena pemakaian
mobile phone, atau karena faktor lingkungan atau karena stress mental, yang
bisa menyebabkan terjadinya tumor otak ini. Pengobatan
Tumor Otak Sampai saat ini adalah
tindakan bedah mikro dengan membuang bagian tumor sebanyak mungkin dengan
mengusahakan kemungkinan efek pengaruh buruk pada sistim saraf atau otak yang
paling kecil . Kemudian bisa
dilanjutkan dengan khemotherapi, radiasi dengan sinar radio aktif, dan disusul
dengan rehabilitasi penderita. Pada tahun 2012 ini
telah ditemukan vaksin yang diyakini bisa mengobati tumor otak ini, sehingga
akan memberikan harapan dan prospektif baru bagi pasien penderita tumor otak,
juga bagi dokter onkologi, sehingga diharapkan akan memberikan hasil pengobatan
yang optimal dengan resiko yang paling kecil dan efisiensi yang tinggi,
vaksinnya yaitu : - Rindopepimut, diproduksi oleh Celldex Therapeutics Vaksin ini diberikan
pada pasien yang baru terdiagnosa tumor otak ganas bersamaan dengan tindakan
pengobatan konvensional lainnya untuk tumor otak, seperti tindakan bedah,
khemootherapi dan lain-lain, maka dengan pemberian vaksin ini bisa meningkatkan
harapan hidup penderita hingga sebanyak 52% bila dibandingkan dengan yang hanya
mendapatkan pengobatan standard yang hanya mencapai 6% saja.