Saterdag 27 April 2013

tugas 3

PERKEMBANGAN OBAT/VAKSIN DIINDONESIA
Empat tahun yang lalu, sebuah vaksin HIV potensial menunjukkan janji untuk melawan virus yang menyebabkan AIDS, namun vaksin potensial tersebut kurang menunjukkan perlindungan yang dibutuhkan untuk membendung penyebaran penyakit.
Sekarang, para peneliti yang dipimpin oleh Duke Medicine dan termasuk anggota kelompok dari National Institute of Allergy and Infectious Diseases dari National Institutes of Health, Program Penelitian HIV dari Militer AS dan Kementerian Kesehatan Thailand – telah mendapatkan wawasan tambahan dalam pekerjaan vaksin yang membantu menjelaskan mengapa calon vaksin tersebut memberikan manfaat kepada sepertiga penerima dan membiarkan yang lain menjadi rentan. Temuan ini, dilaporkan dalam jurnal Immunity edisi 10 Januari 2013 menyediakan pilihan yang baru dari rancangan vaksin untuk memperkuat obat tersebut.
“Studi ini menunjukkan tipe antibodi yang diinduksi oleh vaksin dan menyediakan kami informasi yang dapat memandu studi uji vaksin di masa depan,” peneliti senior Barton Haynes, MD, direktur dari Duke Human Vaccine Institute dan anggota fakultas di Global Health Duke Institute mengatakan. “Memahami bagaimana vaksin ini bekerja penting dalam mengembangkan strategi untuk membuat vaksin ini lebih baik.”
Tim peneliti berfokus pada calon vaksin HIV yang diuji dalam percobaan RV144 di Thailand. Pada tahun 2009, para peneliti AIDS melaporkan bahwa vaksin tersebut melindungi 31,2% dari peserta studi terhadap infeksi HIV. Hasil ini menyediakan tingkat perlindungan yang menggembirakan, namun kekurangan kemanjuran minimum sebesar 50% yang dibutuhkan untuk memperlambat epidemi, yang memengaruhi sekitar 34 juta orang di seluruh dunia.
Sejak saat itu, para peneliti telah mempelajari vaksin untuk petunjuk terhadap keberhasilan dan kegagalan dengan harapan membuat perbaikan. Haynes dan rekan melaporkan tahun lalu bahwa mereka telah menemukan korelasi antara tanggapan antibodi kunci terhadap obat dan risiko yang lebih rendah terhadap infeksi.
“Tapi jika ada korelasi antara risiko, belum tentu ada korelasi dengan perlindungan,” Haynes mengatakan. “Kami dapat membuktikan bahwa antibodi ini menyediakan perlindungan.”
Dalam studi saat ini, para peneliti telah memperkuat hubungan antara antibodi yang diinduksi oleh vaksin dan menemukan karakteristik yang penting yang diinduksi oleh vaksin. Menganalisis tanggapan kekebalan yang diproduksi oleh tiga penerima vaksin dalam percobaan awal, para peneliti mengisolasi empat antibodi kunci yang menargetkan pada situs penting dari virus HIV – sebuah wilayah yang diketahui sebagai V2.
Tak terasa tahun 2012 telah mendekati akhir, hanya tinggal kurang sebulan lagi akan terjadi penggantian tahun yang baru menjadi tahun 2013.

                                                                                  Apa yang telah terjadi sepanjang tahun 2012 di dunia penelitian vaksin ? Apakah telah ditemukan vakin baru untuk mencegah penyakit infeksi ? Atau telah ditemukan vaksin HIV yag sudah dituggu-tunggu hampair 40 tahun lamanya ?
Bagaimana dengan perkembangan penelitian phase III vaksin Dengue yang sedang dilakukan di 5 negara ASEAN, yaitu di Indonesia, Thailand, Philipine, Malaysia dan Viet Nam ? Apakah para ilmuwan telah berhasil menemukan vaksin malaria juga ?Apakah ada terobosan baru dari vaksin lama ? Misalnya menjadi hexavalent vaksin ? Atau bahkan vaksin yang berisi tujuh valensi ?
Atau telah ditemukan juga vaksin untuk pengobatan penyakit non infeksi ?
Ya benar, anda tidak salah membaca,  yaitu adanya berita tentang berhasil ditemukannya vaksin untuk mengobati penyakit non infeksi, bukan seperti selama ini, kita hanya kenal dan tahu vaksin untuk mencegah penyakit infeksi.
Para ilmuwan pengobatan telah mengubah paradigma bahwa vaksin hanya untuk mencegah penyakit infeksi menjadi vaksin juga mengobati penyakit non infeksi !
Nah, mendekati ujung tahun 2012, kali ini kita ingin membahas hasil kerja para ilmuwan dalam bidang vaksin dan temuan mereka untuk mengobati dan mengatasi PENYAKIT NON INFEKSI .
PENDAHULUAN
Sejarah perkembangan vaksin modern dimulai sejak Edward Jenner pada tahu 1796, yang berhasil membuat seorang anak berusia 8 tahun menjadi kebal terhadap penyakit cacar, hanya dengan mmenggoreskan nanah dari cacar sapi ke lengan anak tersebut.
Sejak dulu vaksin selalu dikaitkan dengan tujuan pemakaian untuk mencegah penyakit infeksi, namun secara bertahap, penelitian telah beralih ke sistim pertahan tubuh, untuk membuat vaksin bukan hanya untuk mencegah penyakit, tetapi juga untuk mengobati penyakit, yang mulai dilakukan dibidang pengobatan penyakit keganasan kanker (onkologi)
Vaksin pengobatan penyakit yang pertama akan dipasarkan adalah vaksin Oncophage, yang telah mendapatkan pengakuan di Rusia pada tahun 2008, yang dipergunakan untuk mengobati penyakit kanker ginjal. Dan vaksin sipuleucel-T, yang diakui oleh FDA Amerika tahun 2010, dipekai untuk mengobati penyakit kenker prostat pada pria.
Menyusul dibelakang perkembangan penelitian vaksin untuk pengobatan adalah vaksin untuk mencegah penyakit infeksi yang telah lama ditunggu, seperti misalnya vaksin HIV, vaksin HPV  untuk mencegah penyakit kanker serviks pada wanita
. VAKSIN UNTUK PENGOBATAN KANKER RAHIM / KANKER SERVIKS
Virus Human Papiloma atau HPV diketahui merupan 90% penyebab kasus kanker serviks/kanker leher rahim .
Kanker serviks merupakan jenis kanker dengan urutan ke 3 dalam hal jumlah penderita dan juga angka kematian tertinggi, dari semua jenis kanker yang didiagnosa dibagian ilmu Kebidanan dan Kandungan, sejak tahun 2011 di Amerika. Data yang hampir sama juga terdapat di Indonesia.
Perkiraan yang sama untuk semua negara yang sedang berkembang di dunia. Bahkan menduduki urutan nomor 2 untuk negara yang belum memiliki akses dan kemampuan untuk mendeteksi kanker serviks secara dini. Yaitu 17.8 penderita per 100.000 wanita, dan angka kematian 9.8 wanita per 100.000 wanita setiap tahunnya.
PENYEBAB KANKER RAHIM / KANKER SERVIKS
Dari penelitian yang telah dilakukan, ditemukan hubungan yang jelas atara kejadian kanker serviks dengan kepercayaan atau agama, status perkawinan dan partner seksual seseorang wanita. Walaupun telah diyakini bahwa, wanita dengan partner  seksual yang banyak dan usia awal pertama kali hubungan kelamin dilakukan akan meningkatkan resiko terjadinya kanker serviks pada wanita dengan latar demikian.
Saat ini juga telah diyakini bahwa penyebab utama kanker serviks ini adalah akibat infeksi dengan virus human papiloma (HPV) seperti yang kita kutib diawal tulisan ini. Hanya belum jelas, apakah ada juga pengaruh dari mikro-organisme yang lain yang  juga ikut berperan serta dalam perkembangan dan pertumbuhan kanker serviks ini. Seperti penyakit infeksi akibat hubungan seksual yang mempunyai penyebab yang lain, misalnya penyakit sifilis, gonorrhea dan infeksi HIV
Para ahli juga berspekulsi bahwa kebiasaan merokok juga merupakan salah satu faktor resiko terjadinya keganasan di serviks.
Dan juga jangan dilupakan kontribusi yang diberikan oleh kebiasaan seksual pria yang berhubungan kelamin dengan banyak wanita atau yang berhubungan seksual sesama pria bagi mereka yang juga homoseksual.
Menurut data Badan Kesehataan Dunia atau WHO untuk Indonesia :
Ditemukan data jumlah kasus kanker serviks baru sebanyak 13762 per 100.000 wanita, pertahun
Dan jumlah angka kematian akibat kanker serviks sebanyak 7493 kematian per 100.000 wanita, pertahun
Pengobatan Kanker Serviks
Sangat tergantung pada stadium penemuan kanker serviks ini, bila masih sangat awal dan bersifat lokal saja bisa diatasi dengan tehnik operasi lokal atau dengan tehnik laser, namun bila telah mencapai stadium lebih lanjut mungkin harus dipikirkan operasi pengangkatan rahim dan jaringan sekitar yang dicurigai terlibat dan dikombinasi dengan khemotherapi dan juga penyinaran.
Beberapa tahun terakhir ini telah dikembangkan dan dipasarkan vaksin untuk mencegahkanker serviks, yang ditujukan kepada virus HPV type 6, 11, 16 dan 18, namun jikamengobati kanker serviks pada stadium awal, yaitu sejak ditemukannya kelainan pra- kanker pada sel jaringan rahim, adalah tujuan pengobatan vaksin kanker serviks yang baru saja diumumkan penemuannya pada akhir tahun 2012 ini.
Vaksin baru yang dimaksud adalah :
VGX-3100, buatan Inovio Pharmaceuticals, yang khusus ditujukan kepada virus HPV type 16 dan 18 yang merupakan 70% penyebab kanker serviks. Ini adalah jenis vaksin DNA yag bisa membangkitkan reaksi sistim imunologi tubuh untuk membunuh sel kanker yang dituju dirahim.                                                                                      VAKSIN UNTUK PENGOBATAN PENYAKIT HIV – AIDS
Diseluruh dunia, pada tahun 2011,  ada sekitar 34 juta orang yang hidup dengan terinfeksi virus HIV, meningkat dari 29.4 juta pada tahun 2001, menurut data UNAIDS.
Dari data 49 negara yang bisa diperoleh, maka prevalensi HIV infeksi adalah 22 kali lebih tinggi pada mereka yang pemakai obat-obatan dengan cara suntikan, bila dibandingkan dengan penduduk umumnya.
Dan dari 25 negara yang telah mengalmi penurunan sebanyak 50% angka penularan virus HIV pada tahun 2001, tercakup didalmnya negara Papua New Guinea, Thailand, India dan Kamboja.
Indonesia masih tergolong 9 negara tertinggi dengan kasus baru HIV pada sepuluh tahun terakhir ini, menurut data dari PBB.
Di Indonesia, sekitar 370,000 orang yang telah terinfeksi virus HIV pada tahun lalu, dengan angka tertinggi pada kelompok dengan resiko penularan yang tinggi. Dan sekitar 9% untuk PSK dan 36.4% untuk kelompok pemakai obat-obatan suntik intravena.
Pria yang homoseksual juga memiliki resiko sebesar 8.47% penularan dibandingkan dengan kelompok penduduk umumnya.
Sejarah Pencarian Vaksin Anti HIV – AIDs
Sejak kasus penyakit HIV-AIDs merebak didunia, dan membuat semua ahli kedokteran tercengang karena tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk mengatasi infeksi dan mengobati pasien yang terkena penyakit ini, maka usaha untuk mencari vaksin penangkalnya telah dimulai, dan masih berlangsung  hingga saat ini.
Namun karena sifat almiah virus HIV ini yang senantiasa berubah struktur susunan sel dan molekulnya (mutasi genetik), maka hingga detik ini belum ada satupun vaksin yang bisa dikatakan efektif dan mampu mengatasi dan mencegah infeksi virus HIV pada manusia.
Memang dari awal hingga saat ini, kita juga telah melihat banyak kemajuan tentang pengobatan penyakit ini, obat-obatan yang kita pakai, cara mengatasi infeksi dan memberikan pengobatan suportif bagi penderitanya.
Sehingga dari tahun ke tahun, kita melihat jumlah angka kematian akibat penyakit ini telah menurun, meskipun angka infeksi untuk beberapa negara masih cukup tinggi.
Berikut ini data  dari Asia Tenggara, yang memperlihatkan dimana angka kematian telah menurun dari 290.000 orang pada tahun 2005 telah menurun menjadi 250,000 orang pada tahun 2011.
Pada akhir tahun 2012 telah diumumkan tentang ditemukannya vaksin untuk pengobatan infeksi HIV-AIDs :
PENNVAX-B, produksi Inovio Pharmaceuticals

Kombinasi pemberian vaksin ini dengan obat-obat anti virus standard, yang saat ini kita miliki, bisa meningkatkan jumlah dan respons T sell dari sistim pertahanan tubuh kita, sehingga diharapkan bisa memusnahkan virus HIV yang bersembunyi dalam sel tubuh kita, dan pada giliirannya akan meningkatkan daya tahan tubuh dan meningkatkan harapan hidup penderita. 1. VAKSIN UNTUK PENGOBATAN KANKER KELENJAR PANKREAS

Kanker kelenjar pankreas dikenal sebagai “silent killer“, karena penyakit ini berlangsung tanpa ada tanda tanda atau gejalah awal klinik yang bisa dipakai untuk mengetahui keberadaan penyakit ini didalam tubuh penderitaya.
Dari mulai saat terdiagnosa adanya penyakit ini dalam tubuh, maka hanya tersisa waktu 3 hingga 6 bulan saja waktu hidup bagi penderitanya, salah satu korban yang terkenal penyakit kanker pankreas ini adalah Steve Jobs,  pendiri Apple Company .
Latar Belakang Penyakit Kanker Pankreas :
Diseluruh dunia, lebih dari 200.000 orang meninggal setiap tahun karena penyakit kanker pankreas. Angka kematian tertinggi karena penyakit ini ditemukan dinegara berkembang.
Di Amerika, kanker pankreas adalah penyebab nomor 4 penyebab kematian akibat penyakit kanker (setelah kanker paru, kanker prostat dan kanker kolon), dan di Eropa, adalah nomor ke 6 penyebab kematian karena penyakit kanker.Karena tingkat keganasan penyait ini, maka angka jumlah penyakitnya hampir sama tinggi dengan angka kematiannya.
Karena keganasan di pankreas ini berlangsung tanpa gejalah, juga karena belum tersedianya cara  pengujian pemeriksaan yang memadai, oleh karena itu, penyakit kanker pankreas biasanya baru terdiagnosa sudah pada stadium akhir.
Perkembangan pengobatan penyakit ini juga tidak banyak berkembang sejak beberapa dekade terakhir ini dan hampir tidak mempunyai efek apapun untuk bisa memperpanjang masa harapan hidup (survival time) penderita penyakit ini.
Sehingga tindakan pencegahan adalah sangat penting untuk menurunkan angka kematian karena penyakit kanker pankreas.
Dari data internasional tentang jumlah dan kecenderungan penyakit ini, maka faktor lingkungan mempunyai peranan yang sangat penting.
Faktor resiko atau faktor penyebab penyakit kanker pankreas :
Sampai saat ini belum diketahui dengan jelas apa yang menjadi faktor resiko atau faktor penyebab terjadinya keganasan kelenjar pankreas ini, namun ada beberapa dugaan yang diperkirakan mempunyai hubungan langsung ataupun tidak lengsung dengan penyakit ini, adalah :
§  Kebiasaan merokok, 25 – 30 % ( http://jjco.oxfordjournals.org/content/34/5/238.full.pdf+html)
§  Obesitas
§  Penyakit diabetes
§  Penyakit pankreatitis yang menahun (karena alkohol atau non alkohol)
§  Faktor genetik keluarga
§  Faktor gender, dimana pria juga lebih banyak daripada wanita
§  Intoleransi glukosa dan hiper-insulinemia
§  Kurangnya aktifitas fisik
§  Penggunaan obat-obatan aspirin
§  Paparan racun pestisida
§  Intake bahan makanan karbohidrat atau gula yang berlebihan
Pada tahun 2012 diumumkan bahwa telah berhasil ditemukan  2 jenis vaksin yang akan berperanan dalam pengobatan penyakit kanker pankreas ini, yaitu :
1.       GVAX Pancreas
Diproduksi oleh BioSante Pharmaceuticals, dan
2.      HyperAcute Pancreas, oleh NewLink Genetics
Kedua jenis vaksin ini, dengan cara bekerja yang berbeda satu dengan yang lain, namun bertujuan menghambat pertumbuhan sel kanker pankreas dan membunuh sel kanker pankreas.

2. VAKSIN UNTUK PENGOBATAN KANKER OTAK
 Tumor otak adalah pertumbuhan sel didalam tengkorak atau diotak yang abnormal.
Dibagi menjadi jenis :
- Tumor otak yang primer, artinya tumor ini tumbuh dari otak itu sendiri, mereka bisa berasal dari otak, dari pembuluh darah dalam otak, atau sel saraf otak atau selaput yang menyelubungi otak.
§  Bila mereka termasuk yang jenis jinak (non cancerous), maka pertumbuhannya biasanya lembat, dan bisa menyebabkan kerusakan akibat menekan jaringan otak lain disekitarnya. Namun jenis yang jinak ini tidak menyebar kejaringan disekitarnya. Lebih mudah mengatasinya.
§  Sedangkan kalau termasuk tumor otak yang jenis ganas (cancerous), maka pertumbuhan mereka sangat cepat dan menyebar ke jaringan sekitarnya termasuk otak.

- Tumor otak yang sekunder atau tumor otak metastatik, yang sel tumornya berasal dari sumber kanker di organ tubuh yang lain, msalnya dari kanker paru paru, kanker payu dara, atau kanker dari kolon (usus besar), yang kemudian menyebar hingga jaringan otak.
Baik tumor otak yang primer atau pun yang jenis sekunder, bisa menyebabkan gangguan serius dan bahkan kematian jika pertumbuhan tumor ini tidak diobati. Kurang lebih 70% tumor otak ini termasuk jenis yang ganas ini, dan type glioblastoma otak ini yang paling ganas (klasifikasi grade 4 menurut kriteria WHO). Ada tendensi bahwa tumor jenis ini lebih banyak ditemukan di negara industri, dan juga ada laporan bahwa lebih banyak diderita oleh kaum kulit putih dibandingkan dengan kaum Asia atau orang yang berkulit hitam. Menurut data, hanya kurang dari 3% saja penderita tumor otak jenis ini yang masih bertahan hidup setelah terdiagnosa sejak lima tahun yang lalu.                                                  PENYEBAB TUMOR OTAK                                                                                                                                  Ada beberapa penyakit yang diturunkan yang diketahui bisa meningkatkan potensi terjadinya pertumbuhan tumor pada otak dan beberapa jenis organ tubuh lainnya, misalnya penyakit  Von Hippel-Lindau Syndrome, anak anak dan sepupu mereka dengan kondisi ini bisa ditemukan adanya tumor di otak dan bagian atau organ tubuh yang lain, misalnya tumor ganas ginjal. Meskipun secara umum orang belum mengetahui dengan pasti apa penyebab terjadinya tumor otak ini, apakah karena cidera otak, infeksi virus, atau yang diduga karena pemakaian mobile phone, atau karena faktor lingkungan atau karena stress mental, yang bisa menyebabkan terjadinya tumor otak ini.                                                                                                                                                                         Pengobatan Tumor Otak                                                                                                                               Sampai saat ini adalah tindakan bedah mikro dengan membuang bagian tumor sebanyak mungkin dengan mengusahakan kemungkinan efek pengaruh buruk pada sistim saraf atau otak yang paling kecil .  Kemudian bisa dilanjutkan dengan khemotherapi, radiasi dengan sinar radio aktif, dan disusul dengan rehabilitasi penderita. Pada tahun 2012 ini telah ditemukan vaksin yang diyakini bisa mengobati tumor otak ini, sehingga akan memberikan harapan dan prospektif baru bagi pasien penderita tumor otak, juga bagi dokter onkologi, sehingga diharapkan akan memberikan hasil pengobatan yang optimal dengan resiko yang paling kecil dan efisiensi yang tinggi, vaksinnya yaitu :            Rindopepimut, diproduksi oleh Celldex Therapeutics Vaksin ini diberikan pada pasien yang baru terdiagnosa tumor otak ganas bersamaan dengan tindakan pengobatan konvensional lainnya untuk tumor otak, seperti tindakan bedah, khemootherapi dan lain-lain, maka dengan pemberian vaksin ini bisa meningkatkan harapan hidup penderita hingga sebanyak 52% bila dibandingkan dengan yang hanya mendapatkan pengobatan standard yang hanya mencapai 6% saja.






Geen opmerkings nie:

Plaas 'n opmerking